SIAPA LAGI YANG INGIN MEMUTUS SIKLUS KEKERASAN DI RUMAH TANGGA?

Faktanya, kekerasan dalam rumah tangga terjadi karena pelakunya memendam luka batin yang cukup dalam.

Kabar buruknya, luka batin itu berlapis, ada yang disadari, ada yang tidak disadari, bahkan ada yang disangkal atau tak diakui.

Pelajari Lebih Lanjut
Coba ingat-ingat,  pernahkah Anda sewaktu kecil:
  • Mengalami kekerasan fisik seperti dicubit, dipukul, dijewer, ditendang, diguyur paksa, dikunci di kamar mandi, atau diikat.
  • Mengalami kekerasan verbal seperti sering dimarahi/dibentak.
  • Sering merasa disalahkan tanpa bisa membela diri.
  • Pernah merasa dibanding-bandingkan dengan anak lain atau bahkan sebagai pembanding.
  • Pernah melihat pertengkaran kedua orang tua.
  • Pernah menyaksikan ibu disakiti ayah.
  • Pernah mengalami pelecehan seksual.
  • Pernah mendengar ingin digugurkan sewaktu masih janin (dalam kandungan) atau pernyataan lain yang intinya TIDAK DIHARAPKAN.
  • Pernah melihat ayah/ibu memukul kakak/adik.
  • Pernah mendengar/melihat ayah selingkuh.
  • Orang tua sering memaksakan kehendak & menolak pertanyaan/argumentasi anak.
Jika IYA, maka Anda wajib membaca informasi yang ada pada halaman ini, besar kemungkinan info pada halaman ini bisa menjadi solusi untuk masalah Anda saat ini.

Kekerasan dalam rumah tangga, Menciptakan 3 hal (bisa salah satu) terutama kepada anak, menimbulkan luka batin baru pada diri anak.

Anak memendam emosi negatif sampai dewasa sehingga selalu memikirkan hal negatif dan tak sadar memvibrasikan energi negatif ke semesta menciptakan kehidupan yang tidak diinginkan.
Anak memendam emosi negatif sampai dewasa dan memiliki pola pelampiasan sebagai penawarnya, seringkali pelampiasan ini adalah perilaku/kebiasaan negatif seperti selingkuh.
Anak memendam emosi negatif sampai dewasa dan cenderung mudah emosi termasuk kepada anak, melanjutkan kekerasan ke generasi berikutnya.
Pernahkah,  Anda Mengalami ini:
  • Tidak suka diatur, termasuk tidak nyaman disanggah dan mudah tersinggung saat dikritik.
  • Mudah mengeluarkan uang baik karena konsumtif, karena mudah kasihan, atau memang mudah diperdaya.
  • Bersikap keras ke anak, pasangan, atau mudah tersulut emosi oleh kata-kata "menusuk".
  • Merasa diri sendiri tak layak, tak berharga. Sehingga sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
  • Nyaman dipuji sehingga bisa terjebak mudah diperdaya.
  • Menyalahkan Tuhan, menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan. Tapi diam-diam, dipendam.
  • Sulit mewujudkan goals seperti sering tidak mencapai target atau gagal menikah.
  • Sering berfikir negatif secara spontan.
  • Sering mengalami masalah yang sama berulang kali.
  • Sering memendam perasaan, tapi kalau merasa sering ditekan bisa 'meledak'.
  • Berani ribut dengan orang yang dianggap memaksa, meskipun orang itu sosok yang dihormati.
  • Mudah emosi ketika disalip di jalan raya, disenggol, atau bertemu sosok yang dianggap belagu.
  • Merasa tak seorang pun memahami Anda.
  • Merasa tak seorang pun memahami Anda.
  • Merasa selalu menjadi korban orang lain atau menjadi pihak yang berkorban untuk orang lain.
  • Merasa tidak bisa mengendalikan hasrat meski tahu itu dosa.
  • Pernah berfikir atau lintasan pikiran untuk menyudahi hidup.
Kejadian diatas adalah akibat memendam luka batin, memendam artinya menyimpan, menyimpan artinya memvibrasikan ke semesta. MAU SAMPAI KAPAN?
Hal yang menarik, manakala luka batinnya disembuhkan, pola emosi berubah dan mengubah apa yang disukai atau dibenci. Lebih jauh mengubah respon orang lain bahkan mengubah sikap anak dan pasangan. Menterapi diri sendiri, tapi anak dan pasangan yang berubah.

SETUJUKAH ANDA UNTUK MENYEMBUHKAN LUKA BATIN?

Berdasarkan pengalaman kami melakukan terapi sejak tahun 2007 sampai sekarang, syarat menyembuhkan luka batin adalah dengan mengetahui AKAR LUKA BATIN itu.
  • Apa luka batinnya?
  • Apa peristiwa pemicunya?
  • Siapa pelakunya?
  • Di usia berapa terjadinya?
Mengetahui akar luka batin secara akurat mempercepat proses terapi luka batin secara tuntas dan permanen.
  • Kami menggunakan metode BehinDsign (Behind The Sign) atau analisa tanda tangan untuk mengetahui akar luka batin seseorang dalam waktu sangat singkat tapi akurat.
  • Sebab tanda tangan adalah kumpulan simbol yang dipilih secara tak sadar karena dianggap mewakili pikiran dan perasaan penulisnya.

Lalu bagaimana luka batin Anda bisa terbaca dari tanda tangan & bagaimana cara merelease luka batin?

Ikuti kuliah online whatsapp & zoom meeting

MENEMUKAN SUMBER LUKA BATIN MELALUI ANALISA TANDA TANGAN

  • Sabtu, pkl 16.00-18.00 WIB (kuliah whatsapp) Pemaparan materi dan setiap peserta mengirim tanda tangan untuk dianalisa dalam 3 simbol.
  • Minggu, pkl 19.30-21.00 WIB (zoom meeting) Pemaparan materi serta pembahasan 3 simbol tanda tangan.
  • Pemateri : TEAM BEHINDSIGN
DAFTAR SEKARANG

Apa Saja Yang Dipelajari

Kuliah Whatsapp & Zoom

Menemukan Sumber Luka Batin melalui Analisa Tanda Tangan

Kenapa tanda tangan bisa dianalisa?

Hubungan simbol, perasaan dan realita yang dialami.

Luka batin menciptakan vibrasi energi negatif.

Kenapa masalah berulang dan bagaimana memutus siklusnya?

Alasan kenapa sikap negatif pasangan mirip dengan sikap negatif orang tua dulu.

Tiga simbol luka batin dalam tanda tangan.

Bagaimana cara merelease luka batin secara permanen?

SEGERA DAFTAR SEKARANG

kuliah online whatsapp & zoom meeting

MENEMUKAN SUMBER LUKA BATIN MELALUI ANALISA TANDA TANGAN

Rp. 499.000

Rp199.000

  • Termasuk Bonus :
  • Video cara melakukan terapi anak yang (dianggap) bermasalah senilai Rp 1.500.000
  • Rekaman Kuliah Zoom dan Whatsapp Senilai Rp. 299.000
DAFTAR SEKARANG
Apa akibatnya bila  luka batin dibiarkan tanpa terapi?

Luka batin menciptakan pola emosi negatif seperti memendam kemarahan, kesedihan, penyesalan, atau ketakutan dimana emosi negatif itu menciptakan PENJARA PIKIRAN.

Emosi negatif yang dipendam menciptakan vibrasi energi negatif, dimana kemarahan yang dipendam menarik realitas/orang yang membuat marah lagi.

Luka batin yang dipendam mendorong seseorang mencari PELAMPIASAN dimana bila dianggap nyaman jadi KETAGIHAN. Kasus suami selingkuh berulangkali, pergaulan bebas, atau ketagihan game adalah contohnya.

Luka batin yang dipendam memicu terjadinya kekerasan kepada generasi selanjutnya, menciptakan siklus, sebab berlanjut lagi ke generasi berikutnya. Tak sadar memperbanyak dosa jariyah.

DAFTAR SEKARANG
DAFTAR SEKARANG